berhenti mengecam kegelapan .. nyalakan lilin .

Ini negeri besar dan akan lebih besar. Sekedar mengeluh dan mengecam kegelapan tidak akan mengubah apapun. Nyalakan lilin, lakukan sesuatu :) #indonesiamengajar

Senin, 25 Januari 2016

belajar mengenal : PATAH

Patah. Adalah rasa yang perlu dikenali. Tetap harus dipeluk dan dijadikan sebagai sebuah pengalaman perjalanan. Seperti salah satu dari bagian tubuhmu, peluk ia erat. Pagi ini saya bangun dengan melihat dua buah mawar putih yang tumbuh segar di halaman. Tetapi ada satu bahkan dua—mawar lainnya yang layu, terkulai begitu saja—patah.

Selama saya hidup, patah bukan hal yang baru. Banyak orang suka mengidentifikasi kata ini dengan “patah hati” atau “kehilangan” atau “ada sesuatu yang terlepas dari dalam dirimu, padahal sebelumnya begitu melekat.”

Ketika bercerita tentang patah, saya ingat ketika mengalami patah (hati) yang begitu tidak dapat dijelaskan ketika kak Bayu pergi begitu saja. Kejadiannya, sudah tiga tahun lebih, tetapi rasa patah itu masih ada bahkan sedikit berubah menjadi dendam. Sampai di sini saya menyadari satu hal: ada rasa patah yang begitu lekat, susah untuk dilepas. Bahkan waktu, mustahil untuk menyembuhkannya.  

Saya lalu merasa bahwa, rasa patah atau kehilangan semacam itu, akan terjadi di dalam diri kita, apabila kita memang nantinya akan kehilangan orang yang begitu kita cintai. Maka, berhati-hatilah dengan cinta!

Saya rasa, peringatan ini bukan bermaksud untuk menghindarkan kamu dari cinta dengan segala perasaan perasaanya, tetapi bagaimana kita bisa mengenal cinta dengan sebuah konsekuensi besar bahwa suatu hari nanti, kita bisa saja kehilangan orang yang kita cintai, yang membuat kita patah—begitu patah.

Tetapi apakah ketika ada yang patah, lantas kita kehilangan? Ataukah sebenarnya sesuatu yang kita cintai, begitu melekat, tidak akan pernah hilang dari dalam diri kita. Saya sendiri tidak tahu pasti. Maka, berhati-hatilah dengan cinta dan hal-hal yang berhubungan dengannya. Karena suatu hari nanti dalam jangka waktu yang tidak ditentukan, hal-hal tersebut akan selesai, disadari ataupun tidak, selesai.

Sampai di sini, ketika memang itu harus selesai, itu bukan salah kamu, salah saya, salah kita yang menjalaninya, melainkan karena waktu yang mengijinkan. Tetapi perlu diingat, cinta, patah—patah, bukan hal yang berbahaya. Mereka sama seperti bagian dari tubuhmu, melekat, ingin dipeluk erat, kenali saja.


Dan jika kamu telah mengenal rasa patah dengan baik, sangat baik. Sebelum rasa patah itu datang, cintailah seseorang sungguh sungguh, penuh penuh, sekarang. Bahkan sebelum saya berharap, Tuhan gantikan cinta yang lebih baik, dan sedang belajar untuk memeluk erat dengan sungguh-sungguh.