berhenti mengecam kegelapan .. nyalakan lilin .

Ini negeri besar dan akan lebih besar. Sekedar mengeluh dan mengecam kegelapan tidak akan mengubah apapun. Nyalakan lilin, lakukan sesuatu :) #indonesiamengajar

Sabtu, 07 Maret 2015

Keyakinan yang IA perjuangkan diam-diam

Misterius dan indah itu adalah ketika kamu mengingat-ingat seseorang yang berada di balik tulisan tulisan. Tentu saja ingatan-ingatan itu tidak akan selalu membatmu bahagia, bisa jadi itu adalah sebuah kesedihan. Tetapi bukankah kesedihan karena cinta itu adalah sesuatu yang indah.

Entahlah di dalam hal ini bisa saja kamu tidak sependapat, bayangkan bahwa ketika kamu jatuh cinta, tidak hanya ada kebahagiaan, tetapi juga terdapat kesedihan, lebih banyak kesedihan, karena ketika belajar mencintai, biasanya ada pelajaran pengorbanan, dan di dalam pengorbanan itu biasanya tidak hanya ada sukacita, melainkan juga kesedihan.

Ingatan-ingatan itu akan kembali ketika masa kanak-kanak, ketika saya jatuh cinta pertama kali di masa kanak-kanak. Ah, mungkin itu juga bukan cinta. Bahkan saya belum mengerti apa itu cinta, ketika memang kamu hanya merasakan sesuatu yang “ser-seran” di dalam dada, hanya karena berpapasan dengan orang itu di depan gerbang sekolah.

Ingatan-ingatan itu juga akan membawa kepada banyak sekali kesedihan-kesedihan yang dialami ketika jatuh cinta kepada seseorang, nah sampai kepada titik ini saya tidak percaya bahwa jatuh cinta hanya melulu bicara tentang kebahagiaan, karena yang dirasakan justru sebaliknya, kesedihan. Kesedihan yang indah.

Akhir-akhir ini saya memang sering sekali dibawa kepada ingatan-ingatan, dan dari sekian banyak ingatan-ingatan yang ada, sering sekali membuat saya tidak banyak bahagia. Ingatan-ingatan itu sering sekali membuat saya mempertanyakan banyak hal, salah satunya adalah apa benar, seseorang yang saya percaya ia sebagai sebuah keyakinan, keyakinan yang saya perjuangkan diam-diam, adalah memang cinta itu sendiri atau sebuah kesedihan? lalu jika itu adalah sebuah kesedihan, bagaimana kamu mendefinisikan cinta itu sendiri?

Selasa, 13 Januari 2015

JEDA - SEBUAH PERENUNGAN MEMASUKI TAHUN BARU

Jeda rasanya seperti kemunduran di dalam hidup. Tidak perlu melakukan apapun di dalam hidup, hanya mundur sejenak untuk banyak berpikir. Diam dan sepertinya tidak berkontribusi apa-apa. Lalu pada akhirnya memang hanya diam. Tidak perlu melakukan apa-apa. Rasanya ketika sedang diam, kita memang hanya berdiam diri saja, dan tidak melakukan apa-apa.

Saya menamakannya dengan fase “menarik diri ke belakang” yang jika diartikan lebih lanjut adalah fase dimana kita perlu menarik diri ke belakang supaya kita bisa memeriksa tentang kedalaman kita. Kedalaman adalah hal-hal yang tidak terlihat secara kasat mata, melainkan hal-hal yang sifatnya berhubungan dengan kualitas diri. Seberapa jauh saya bisa memberikan value kepada diri saya sendiri tentang hidup dan menjalani kehidupan.

Memasuki fase ini selanjutnya saya akan bicara tentang kedalaman pemikiran, kedalaman visi, kedalaman goal, kedalam relationship (apakah saya sudah siap dengan hubungan yang cukup serius) lalu kedalaman sikap (bagaimana saya melihat dan memaknai hidup) lalu kedalaman hubungan saya dengan Tuhan (bagaimana saya bisa memaknai Tuhan, bagaimana kuantitas dan kualitas hubungan saya dengan Tuhan) lalu kedalaman eksistensi (apakah hal yang saat ini saya sedang lakukan adalah semata karena passion saya atau hanya persoalan pemenuhan eksistensi saya.

Sesungguhnya menarik diri ke belakang atau bisa dikatakan dengan sebutan lainnya yaitu jeda adalah menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut. Pertanyaan pertanyaan yang saya ajukan kepada diri saya sendiri. Jeda itu seperti mundur, diam, tidak melakukan apa-apa, tetapi sebenarnya ketika diam dan menjawab pertanyaan pertanyaan, bukankah itu adalah sebuah lompatan?