Andaikan esok natal, saya mau kado : bening matamu
Andaikan esok natal saya mau kado : hitam rambutmu.
Andaikan esok natal saya mau kado : hangat pipimu.
Andaikan esok natal, saya mau kado : lembut bibirmu.
Andaikan esok natal, saya mau kado : pelukmu
Andaikan esok natal, saya mau kado : gandengan tanganmu
Andaikan esok natal, saya mau kado : kuatnya pundakmu
Andaikan esok natal, saya mau kado : sikap sabarmu
Andaikan esok natal, saya mau kado : KAMU
~seandainya
berhenti mengecam kegelapan .. nyalakan lilin .
Ini negeri besar dan akan lebih besar. Sekedar mengeluh dan mengecam kegelapan tidak akan mengubah apapun. Nyalakan lilin, lakukan sesuatu :) #indonesiamengajar
Senin, 28 Oktober 2013
Selasa, 22 Oktober 2013
tumbuh .
satu malam aku bangun
lalu bosan dengan hatiku
“aku ingin sepasang hati yang baru;
berjalan beriringan, tidak tergesa,
yang satu menunggu ketika yang lain lelah
dan perlu istirahat”
kemudian aku beranjak ke kamar mandi
mencongkel hatiku
membuangnya ke wastafel
lalu melihatnya larut ke saluran pembuangan.
berharap besok, hatiku tumbuh.Senin, 21 Oktober 2013
rahasia :)
beberapa bulan yang lalu aku pernah menuliskannya untukmu dalam buku
diary ungu punyaku. sebutlah ini rahasia: aku bukan putri yang bermimpi akan
menikahi pangeran.
karena cinta bagiku itu segitiga. ia tidak melingkar seperti cincin yang biasanya di pakai di perkawinan, atau seputih gaun yang dipakai oleh pengantin. kadang ia tawar cenderung hambar, membuat kepekaan bukanlah halusinasi, melainkan harus mendaratkan lidah untuk menyicipnya supaya nyata. setawar apapun, kau meminumnya juga.
campuran rasa yang ada kemudian menemukan bentuknya sendiri. mengisi wadah yang disebut hati. menggelinding kesana dan kemari. merekah kemudian mengatup. melakukan perannya sesuai dengan definisinya.
sayang, aku tidak punya rahasia. aku hanya penulis gagu. terlalu sederhana untuk dibaca. tidak sesulit seperti yang mereka pikirkan. berlembar-lembar tentangmu, aku simpan diantara goresan pensil dengan kertas tidak bergaris. aku letakkan di dalam lemari bisu.
dan aku sebut itu: RAHASIA.
aku tidak punya rumus dalam mencinta. aku tidak punya rahasia dalam mencinta. jadi tidak perlu juga mengecek keberadaanku kepada cenayang atau peramal dan lain sebagainya. karena kebersamaan tidak perlu diramal. kesetiaan tidak perlu dibuktikan.
kalau mencinta itu keputusan, lalu meluka itu apa?
aku tidak punya rahasia. kalaupun aku punya rahasia: kelak aku ingin namamu dipayet di gaun putih itu : )
kitaa ini lucu yaaaa ? saling tauu perasaan , tapi saling merahasiakan : )
karena cinta bagiku itu segitiga. ia tidak melingkar seperti cincin yang biasanya di pakai di perkawinan, atau seputih gaun yang dipakai oleh pengantin. kadang ia tawar cenderung hambar, membuat kepekaan bukanlah halusinasi, melainkan harus mendaratkan lidah untuk menyicipnya supaya nyata. setawar apapun, kau meminumnya juga.
campuran rasa yang ada kemudian menemukan bentuknya sendiri. mengisi wadah yang disebut hati. menggelinding kesana dan kemari. merekah kemudian mengatup. melakukan perannya sesuai dengan definisinya.
sayang, aku tidak punya rahasia. aku hanya penulis gagu. terlalu sederhana untuk dibaca. tidak sesulit seperti yang mereka pikirkan. berlembar-lembar tentangmu, aku simpan diantara goresan pensil dengan kertas tidak bergaris. aku letakkan di dalam lemari bisu.
dan aku sebut itu: RAHASIA.
aku tidak punya rumus dalam mencinta. aku tidak punya rahasia dalam mencinta. jadi tidak perlu juga mengecek keberadaanku kepada cenayang atau peramal dan lain sebagainya. karena kebersamaan tidak perlu diramal. kesetiaan tidak perlu dibuktikan.
kalau mencinta itu keputusan, lalu meluka itu apa?
aku tidak punya rahasia. kalaupun aku punya rahasia: kelak aku ingin namamu dipayet di gaun putih itu : )
kitaa ini lucu yaaaa ? saling tauu perasaan , tapi saling merahasiakan : )
Minggu, 06 Oktober 2013
#6.10.2013
Aku suka menghirup wangi parfummu yang
menyeruak ke udara, menusuk hidungku dengan tajam. Dengan malu-malu aku
akan meneliti raut wajah dan ekspresi matamu dari dekat sekali.
Aku deg-degan, syukurlah
kalau kau tidak mendengarnya. Tetapi kau itu begitu memesonaku.
Perasaan, seperti ini entah kenapa tidak pernah aku rasa sebelumnya.
Aku suka sekali melihat kau
tersenyum. Lekukan bibirmu akan terbuka sedikit lebar, menutupi bekas
kerutan di sekitarnya. Karena sebenarnya kau itu suka sekali tersenyum.
Kau suka menertawai kebodohan-kebodohanku.
Tetapi tidak apa-apa. Itu bukan
masalah besar buatku. Selama itu membuat kau bahagia, tidak masalah. Dan
tetaplah tertawa, karena sampai kapanpun aku akan selalu merindukan
tawamu. Tawamu yang empuk.
Pertama kalinya kita pergi ke
suatu tempat. Kau bilang mau mengantarku ke sana. Aku menurut saja,
Kalau ditanya apa yang selalu membuat aku jatuh cinta. Aku tidak tahu,
perasaan itu terlalu tiba-tiba.
Rambutmu sudah mulai gondrong.
Pipimu juga semakin tirus, semakin mempertegas garis wajahmu. Kerutan di
sekitar dahimu bertambah, mungkin kau memang sekarang sedang
sibuk-sibuknya.
Dalam perjalanan pulang
ketika kau mengantarku. Aku sempat menyenderkan kepalaku di pundakmu.
Bulan penuh persis di atas kepala kita. Aku suka mendengarkan suaramu
dari ujung pundak. Ada ketenangan di sana. Ada rasa nyaman. Mungkin rasa
nyaman itu, yang membuat aku jatuh cinta?
Aku menginginkanmu bebicara
sepatah kata. Mengobrol lama seperti dulu. Kau biasanya bercerita apapun
yang kau suka, aku menjadi pendengarnya. Atau giliran kau yang
mendengarkan aku menangis berlama-lama. Dan kau betah-betah saja.
Atau rasa nyaman itu sendiri
yang membuat aku leluasa berbagi. Sebenarnya mungkin awalnya tidak ada
cinta. Tapi kita sendiri yang memberikannya tempat. Kita sendiri yang
membiarkannya tumbuh. Kita sendiri yang merelakannya semakin besar. Kini
ketika cinta itu semakin besar, mungkin sebentar lagi cinta itu akan
menikah dan membangun keluarganya sendiri. Apa kita rela melepaskannya?
Persis di hari itu, aku
menemukanmu di jalan yang sama. Tidak. Kau tidak melakukannya. Aku
menunggu semenit, dua menit... hening lama. Aku menunggu kau menyapaku.
Aku menunggu kau bertanya sesuatu. Aku menunggu kau memanggilku dengan
panggilan kesayanganmu.
Namun kau hanya diam.
*keisengan mencari dan menemukan dan semoga yang terakhir bukan jawabannya ..
Langganan:
Postingan (Atom)