beberapa bulan yang lalu aku pernah menuliskannya untukmu dalam buku
diary ungu punyaku. sebutlah ini rahasia: aku bukan putri yang bermimpi akan
menikahi pangeran.
karena cinta bagiku itu segitiga. ia tidak melingkar seperti cincin yang
biasanya di pakai di perkawinan, atau seputih gaun yang dipakai oleh
pengantin. kadang ia tawar cenderung hambar, membuat kepekaan bukanlah
halusinasi, melainkan harus mendaratkan lidah untuk menyicipnya supaya
nyata. setawar apapun, kau meminumnya juga.
campuran rasa yang ada kemudian menemukan bentuknya sendiri. mengisi
wadah yang disebut hati. menggelinding kesana dan kemari. merekah
kemudian mengatup. melakukan perannya sesuai dengan definisinya.
sayang, aku tidak punya rahasia. aku hanya penulis gagu. terlalu
sederhana untuk dibaca. tidak sesulit seperti yang mereka pikirkan.
berlembar-lembar tentangmu, aku simpan diantara goresan pensil dengan
kertas tidak bergaris. aku letakkan di dalam lemari bisu.
dan aku sebut itu: RAHASIA.
aku tidak punya rumus dalam mencinta. aku tidak punya rahasia dalam
mencinta. jadi tidak perlu juga mengecek keberadaanku kepada cenayang
atau peramal dan lain sebagainya. karena kebersamaan tidak perlu
diramal. kesetiaan tidak perlu dibuktikan.
kalau mencinta itu keputusan, lalu meluka itu apa?
aku tidak punya rahasia. kalaupun aku punya rahasia: kelak aku ingin namamu dipayet di gaun putih itu : )
kitaa ini lucu yaaaa ? saling tauu perasaan , tapi saling merahasiakan : )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar