berhenti mengecam kegelapan .. nyalakan lilin .

Ini negeri besar dan akan lebih besar. Sekedar mengeluh dan mengecam kegelapan tidak akan mengubah apapun. Nyalakan lilin, lakukan sesuatu :) #indonesiamengajar

Selasa, 02 Juli 2013

teorii kacauu .

We’ve got this gift of love, but love is like a precious plant. You can’t just accept it and leave it in the cupboard or just think it’s going to get on by itself. You’ve got to keep watering it. You’ve got to really look after it and nurture it. – John Lennon
 
Seumur saya hidup, banyak banget saya mendengar teori-teori tentang jodoh. Teori paling pertama yang saya dengar adalah teori jodoh ala Putri-putri Disney; tapi teori ini hanya berlaku untuk perempuan ya (kayaknya sih), jadi kata teori itu, jodoh adalah satu orang yang memang sudah disiapkan yang nantinya bakal berjuang mencari kita….dan seterusnyalalalala, menikah lalu live happily ever after. The end. Fin. Selesai. Kelar.
Lalu ada teori tulang rusuk, katanya laki-laki di dunia ini pada awalnya cuma punya sebelah rusuk, dan perempuan-perempuan adalah rusuk yang mengisi ketiadaan rusuk para laki tersebut. Itu sempat saya percaya lho, sampai mendadak saat SMP, saya mempelajari tentang populasi laki-laki dan perempuan di dunia, lalu menemukan fakta bahwa ternyata jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki.
Waktu itu sontak saya berpikir lho, kok, el ha o ka o ka?
Kalau perempuan lebih banyak dari laki-laki, berarti mereka tulang rusuknya siapa? Hmmm…Atau jangan-jangan ada laki-laki yang waktu pembagian tulang rusuk bolos, sehingga dia nggak kebagian satu pun? Mereka yang bolos bisa dapat dua tulang rusuk.
Dan itu lah asal mula poligami*halah*. Atau… jangan-jangan, para tulang rusuk yang tercecer ini, karena tidak mendapatkan ‘rumah’nya, boleh mencari sesama tulang rusuk untuk berpasangan?
Misteri. :)
Okay lupakan, mari kembali ke teori jodoh.
Lalu ada lagi teori lain, yang mungkin arahnya adalah panduan menemukan ‘jodoh’ yang tepat. Itu lho, teori sepatu, jeans dan bra.
Bahwa jodoh atau pasangan itu harus seperti sepatu, harus pas; kalau tidak pas, maka kita tidak akan merasa nyaman saat berjalan. Kita nggak boleh maksa ‘ambil’ sepatu karena suka secara fisik, padahal kekecilan, karena itu menyakitkan kaki. Atau, padahal kebesaran, karena itu ngerepotin, bisa bikin kesandung, atau pas jalan ketinggalan.
Teori jeans mirip-mirip juga. Cari jeans harus pas, nggak bikin sesak napas, susah jalan, kalau jongkok belahan pantat kelihatan, atau menyebabkan keputihan dan lalalalainnya.
Teori bra sebenarnya teori yang saya bikin-bikin di tengah percakapan ngaco dengan beberapa teman, bahwa jodoh / pasangan itu selayaknya seperti bra, menopang, melindungi dan men-support. Seingat saya waktu teori omong kosong ini terucap, teman pria langsung nyeletuk ‘Tapi kan bra itu bikin sesak napas’. Duuh, nggak pernah pakai bra kok sotoy. :)) Makanya cari yang pas, kalau pas sih ya nggak bikin sesak.

Nah baru beberapa hari yang lalu, seorang kawan mengajukan Teori Angkot. Katanya, jodoh itu kayak angkot, kalau terlalu memilih dan membiarkan yang lewat di hadapan kita berlalu begitu saja, akhirnya kita nggak dapat apa-apa.

Terus terang saya mengernyit mendengar teori ini. Saya sih nggak mau punya jodoh/pasangan seperti angkot.
Kenapa?
(1) Angkot itu, kita nggak mau naik, nggak peduli, dia bakal cari yang lain. Iya, jadinya kita nggak spesial.
(2) Angkot itu, di setiap pemberhentian, cari orang. Masa mau sih, kalau jodoh/pasangan kita, berhenti dikit, nyari yang lain? :D
(3) Angkot itu, muat banyak, 7 – 5 di belakang, 1 di bangku artis, 2 di sebelah supir. Masa mau sih ramai-ramai dalam satu hubungan? Saya sih nggak, kalau ada yang demen ya beda cerita. :D
(4) Angkot itu nggak selalu sejurusan dengan kita, ada kalanya kita harus berhenti dan ganti jurusan, nggak ada itu namanya kompromi. Ya masa sih kita harus ganti jodoh/pasangan setiap nggak se-arah?
(5) Angkot itu sering bikin kesal kendaraan lain dengan cara menyetirnya yang ajaib, sering dipisuhi. Ah saya mah pada dasarnya cinta damai, nggak mau cari pasangan yang bikin ribut lingkungan. Cari ribut sih kalau perlu aja *eh* :)

Dari sekian banyak teori, teori yang saya suka, karena ‘kena’ di hati *tsah* adalah teori usaha. Seorang kawan pernah bilang, jodoh itu usaha. Usaha nyari dan usaha mempertahankan komitmen/hubungan setelahnya. Dia nggak suka banget dengan teori jodoh-nya Disney’s yang selalu ditutup dengan ‘and they live happily ever after’, seolah-olah kehidupan beres dan perjuangan selesai setelah dapat si jodoh tersebut.
Kalau teori saya apa? Hm, ntahlah. Ada sih, mirip kayak teori usaha kawan saya, tapi dari yang sudah-sudah, kalau saya jabarkan, suka dapat ledekan dari mereka-mereka yang sudah berpengalaman menikah ‘Kalau belum pernah menikah sih, ya gitu, masih beromantisme’ :)

efekk capek dan stress bisa ampee mikir ini itu sesuatuuu . hehehe .. semakin malam semakin ON , semakin bnyak pilihan itu sulit , tapi saya cuma pilih satu kok :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar