Bapak, baru kali ini aku
menulis dan selalu berharap bapak membacanya .. Tapi sungguh, kali ini aku
ingin bapak tau, seperti apa sebenarnya sosokmu bagiku, anak perempuan
sulungmu.
Bapak, apakah mamah
pernah bercerita padamu, ketika setiap pagi sebangunku dari tidur, aku selalu
teringat padamu ? Ya, dulu ketika aku berumur sekitar 4 atau 5 tahun aku selalu
berlari ke teras rumah mencarimu, menunggu apakah dirimu sudah pulang dari kerjamu.
Aku berlari, terkadang dengan celana tidurku yang basah karena mengompol,
memanggilmu dan bertanya pada diriku sendiri, "Bapak udah pulang belum
ya?" Walaupun dulu aku belum ingat seperti apa sebenarnya sosokmu, tapi
bagiku bapak adalah sosok lelaki tertampan yang aku tau dalam usia diniku.
Bapak, apakah bapak tau ?
Setiap kali aku merasa sakit, takut dan sedih, aku selalu meneriakkanmu dalam
tangisanku. Ketika kakiku terjepit mesin jahit mamah, ketika bertatap muka
dengan kecoa di dapur atau ketika bertengkar dengan teman-teman mainku, suara
tangisku berbunyi, "Bapaaaaakkkk..."
Mungkin saat itu, hanya
dirimulah pelindung yang aku tau selain mamah.
Bapak, apakah bapak
ingat? Ketika pertama kalinya aku mencoba pergi ke rumah eyang di Yogya tanpa
dirimu atau mamah, aku sebetulnya merasa cemas berpisah darimu di balik tawa
girang bisa bermain bebas tanpa pengawasanmu. Apakah bapak ingat ketika
akhirnya bapak datang menjemputku, tangisanku pecah dalam pelukan erat di perut
gendutmu? Ya bapak, aku rindu padamu waktu itu.
Bapak, apakah bapak tau
bagaimana pendapatku tentang dirimu saat aku beranjak remaja? Bagiku, bapak
adalah sosok bapak yang gaul. Menyukai musik yang juga aku sukai. Menyarankan
membeli baju yang aku incar. Namun di sisi lain, dirimu adalah sosok yang cuek
atau mungkin bapak lupa kalau aku sudah beranjak remaja dan mulai menyukai
seorang pria selain dirimu. Tapi bapak, aku merasa itu adalah hal yang wajar
mengingat dirimu sering pergi bertugas jauh meninggalkan aku, mamah dan adik
ketika masa pertumbuhanku. Sehingga mungkin bagimu, aku tetap adalah anak
perempuan kecilmu.
Bapak, apakah bapak tau,
bagaimana perasaanku dulu ketika melihatmu tergeletak tak berdaya berbaring
selama satu bulan di rumah sakit karena sakit dari merokokmu itu ? Hancur.
Takut. Dan, entah apa namanya. Aku belum siap kehilanganmu. Banyak hal
sederhana yang ingin aku lewati bersamamu. Hingga hal-hal besar yang akan
mengubah hidupku, ingin aku lalui di bawah tatapan dan kesaksianmu. Saat itu
aku berdoa: Aku ingin bapak melihat aku bisa lulus kuliah dengan hasil baik.
Aku ingin didampingi ketika wisuda. Aku ingin mentraktirmu dengan gaji
pertamaku. Dan aku ingin dirimulah yang menikahkanku dengan suamiku kelak.
Hanya hal sederhana, namun bagiku itu semua segalanya. Dengan kalimat lain, aku
hanya ingin dirimu masih diberikan kekuatan, kesehatan untuk menemani
hari-hariku.
Bapak, apakah bapak tau?
Profesi dan karir yang aku jalani kini benar-benar karena aku mengingat
kata-katamu untuk mendalami satu bidang agar aku menjadi seorang ahli. Dan, aku
sangat menghargai bapak yang selalu mendukung segala hal positif dan cita-cita
yang aku kejar. Aku akan buktikan padamu, pak .. Aku akan sukses dengan jalanku
dan aku pasti akan bahagia.
Terakhir, aku ingin
bapak tau. Kali ini, aku ingin meminta restumu untuk menerima pejuang kecilku
untuk menjadi sosok pria lain dalam hidupku selain dirimu. Dia pria baik yang
menyayangiku, percayalah. Dia tidak akan menyiakanku, percayalah. Restui kami
ya pak :)
Terima kasih, bapak
bersedia menjadi seorang pria hebat dalam hidupku.
Pesan ina untuk bapak :
Tolong jangan ngebut
kalau menyetir mobil dan bersabarlah.
Jaga makanan dan jangan
jajan sembarangan.
Tetaplah peluk Tuhan Yesus
dengan erat setiap saat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar